Rabu, 07 Mei 2008

Saat yang Tepat untuk Berbuat

Saat yang tepat untuk berbuat adalah ketika kita tahu apa yang harus kita lakukan adalah yang paling benar atas dasar keimanan. Keimanan memang membutuhkan amal. Tapi, hanya amal shaleh yang akan diterima. Betapa banyak orang yang berbuat kebenaran, tapi kebenarannya tersebut hanya berdasar hawa nafsunya dan persepsinya tanpa hukum syara. Betapa sia-sianya perbuatan tersebut. Jika demikian, bukanlah saat yang tepat untuk berbuat. Sebab, setiap perbuatan akan dimintai pertanggungan jawabnya di akhirat kelak. Maka, berbuat benar saja menurut ukuran manusia belum cukup jika tak dilandasi keimanan kepada Allah Swt.

Saat yang tepat untuk berbuat adalah ketika perbuatan yang kita lakukan adalah atas dasar ilmu. Umar bin Khaththab pernah menyampaikan, “al-?ilmu qabla al’amal”–(ilmu dulu sebelum amal). Itu sebabnya, kita harus tahu dan bahkan paham terlebih dahulu sebelum berbuat. Jangan ikut-ikutan tanpa punya ilmu. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS al-Israa’ [17]: 36)

Dan, sebaik-baik ilmu adalah ilmu agama (Islam). Memperdalam ilmu keislaman akan menumbuhkan ketakwaan, sehingga kita bisa memikirkan dan menentukan mana perbuatan yang akan kita lakukan atau justru wajib kita tinggalkan. Imam Syafi’i rahimahullah menyampaikan, “Barangsiapa belajar al-Quran maka ia akan agung di pandangan manusia. Barangsiapa yang belajar hadis akan kuat hujjahnya. Barang siapa yang belajar nahwu maka dia akan dicari. Barang siapa yang belajar bahasa Arab akan lembut tabiatnya. Barang siapa yang belajar ilmu hitung akan banyak fikirannya. Barang siapa belajar fiqih akan tinggi kedudukannya. Barang siapa yang tidak mampu menahan dirinya maka tidak bermanfaat ilmunya dan inti dari itu semua adalah takwa.”

Terpenting, saat yang tepat untuk berbuat kebaikan, selain keimanan, ilmu, dan ketakwaan, tentunya sekarang saatnya. Saat kita masih diberikan waktu untuk hidup. Menunggu kapan lagi? Sementara kematian tak pernah mengabari kita dan akan datang tiba-tiba. [rahadi]



Tidak ada komentar: